KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS MIPA
JURUSAN MATEMATIKA PRODI SI
Jl. Kamp Wolker Kampus Baru Waena Jayapura Tlp. (0967) 574124
MAKALAH
BAHASA
INDONESIA
“PARAGRAF”
Oleh :
PROGRAM STUDI
“SISTEM INFORMASI”
Dosen : Adolina Lefaan, S.Pd.,M.Pd
PROGRAM STUDI STRATA SATU REGULER JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA – PAPUA
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas rahmat-Nya yang telah melimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesakan makalah yang berjudul "PARAGRAF" Yang merupakan
salah satu tugas terstuktur mata kuliah Bahasa indonesia pada semester satu. Dalam menyelesaikan
makalah ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan masukan dari beberapa
pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
kepada :
1. Ibu Adolina Lefaan, S.P.,M.Pd. selaku dosen mata kuliah Bahasa
Indonesia yang
telah memberikan tugas mengenai makalah ini sehingga pengetahuan penulis makin
bertambah dan hal itu sangat bermanfaat bagi penyusunan makalah kami ini.
2. Rekan - rekan yang mengikuti mata
kuliah Bahasa Indonesia. Penulis menyadari bahwa
makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu,
meminta kritik dan saran nya untuk penyempurnaan makalah ini.
Jayapura, 20 Oktober 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 LATAR BELAKANG
1
1.2 TUJUAN
1
BAB II PEMBAHASAN
2
2.1
PENGERTIAN PARAGRAF
2
2.2
PENANDA PARAGRAF
2
2.3
SYARAT – SYARAT PARAGRAF YANG BAIK
3
2.4
PENGEMBANGAN PARAGRAF
6
2.5
STRUKTUR KALIMAT DAN PARAGRAF DALAM
KARYA ILMIAH
8
2.6 KATA SAMBUNG
DALAM KALIMAT MAJEMUK
10
2.7 KATA SAMBUNG
DALAM PARAGRAF
11
2.8 STRUKTUR
PAFAGRAF DALAM KARYA ILMIAH
12
2.9
FUNGSI PARAGRAF
12
2.10
CIRI – CIRI PARAGRAF
13
2.11
JENIS - JENIS PARAGRAF
14
2.12
MACAM - MACAM PARAGRAF
17
2.13 KEGUNAAN
PARAGRAF
18
BAB III PENUTUPAN
19
3.1 KESIMPULAN
19
3.2 SARAN19
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Paragraf
merupakan suatu karangan yang paling singkat. Dengan adanya paragraf, kita
dapat membedakan dimana suatu gagasan mulai dan berakhir. Kita akan merasa
kesulitan membaca suatu tulisan atau buku jika tidak ada suatu paragraf. Oleh
sebab itu, kita perlu mempelajari paragraf baik kegunaan, macam-macam, syarat
pembentukan paragraf dan pengembangan paragraf.
Selama ini masik
banyak orang yang asal-asalan dalam menyusun paragraf. Hal itu dikarenakan
karena kurang pahamnya dalam memahami makna paragraf itu sendiri. Dalam makalah
yang singkat ini, kami akan membahas tentang paragraf. Pembahasan akan kami
mulai dari hal yang paling sederhana yaitu pengertian paragraf, penanda
paragraf, syarat – syarat paragraf yang baik pengembangan, macam – macam
paragraf hingga kegunan paragraf.
1.2 TUJUAN
Makalah ini disusun
ntuk memberi penjelasan kepada mahasiswa UNCEN FMIPA. Sementara bagi penulis,
tujuan penyusunan Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia dan pembagian materi tentang paragraf.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PARAGRAF
Paragraf pada dasarnya merupakan istilah lain dari
alinea. Sementara orang, untuk menyebut rangkaian kalimat yang terikat dalam
satu kesatuan, ada yang meggunakan istilah paragraf dan ada pula yang merupakan
istilah alinea. Demikian, hal it bukan berarti bahwa istilah alinea. Demi
keseragaman panyebutan, dalam pembicaraan ini digunakan paragraf. Meskipun
demikian, hal itu bukan berarti bahwa
istilah alinea tidak boleh digunakan.
Dalam
kenyataan berbahasa, paragraf kadang – kadang terdiri dari beberapa kalimat dan
kadang – kadang pula terdiri dari satu kalimat. Masalah jumlah kalimat ini
tidak menjadi ukuran dalam penyebutan paragraf. Hal itu karena yang penting
dalam sebuah paragraf bukan jumlah kalimatnya, melainkan kesatuan gagasan yang
diungkapkannya. Walaupun paragfar ada yang terdiri dari empat atau lima
kalimat. Pengertian ini umum karena tidak menutup kemungkinan adanya paragraf
yang hanya terdiri dari satu kalimat, baik penjang maupun pendek.
2.2 PENANANDA
PARAGRAF
Istilah paragraf hanya terdapat pada
ragam bahasa tulisis karena jalininan kalimat yang membentuk sebuah paragraf
hanya dapat diindentifikasi dalam bentuk tertulis.
Pada ragam bahasa tulis paling tidak
hanya ada dua penanda yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi sebuah
paragraf.
a. Pertama, paragraf
ditandai dengan permulaan kalimat yang menjorok kedalam, kira – kira lima atau
tujuh ketukan mesin ketik oleh karena itu, dengan mudah pembaca dapat mengenali
permulaan tiap - tiap paragraf.
b. kedua adalah
perenggangan, yaitu dengan beri jarak tertentu antara paragraf yang satu dengan
yang lain.
c. Selain kedua
penanda yang telah disebutkan diatas, ada pula penanda lain meskipun jarang
digunakan yang dapat dijumpai dalam ragam bahasa tulis. Penanda paragraf
gabungan ini dimulai kalimat pertama menjorok kedalam dan pada akhir paragraf
diberi jarak yang lebih renggang daripada jarak yang digunakan pada karya tulis
yang bersangkutan.
2.3 SYARAT – SYARAT PARAGRAF YANG BAIK
a. kesatuan
Sebagai satu kesatuan gagasan, sebuah
paragraf hendaknya hanya mengandung satu gagasan utama, yang diikuti oleh
beberapa gagasan pengembang atau penjelas. Oleh karena itu rangkaian kalimat
yang terjalin dalam sebuah paragraf hanya mempersoalkan satu masalah. Jika
dalam paragraf terdapat utama atau lebih, tiap – tiap gagasan utama itu
sharusnya dituangkan dalam paragraf yang berbeda.
Sebaliknya,
jika dua buah paragraf hanya mengandung satu gagasan utama, kedua paragraf itu
seharusnya digabungkan menjadi satu.
b. Kepaduan
Sebagai seuatu bentuk
pengungkapan gagasan, sebuah paragraf
juga harus memperlihatkan kepaduan hubungan antar kalimat yang terjalin
dalamnya. Oleh karena itu, kepaduan paragraf dapat diketahui dari susunan
kalimat yang sistematis, logis, dan mudah dipahami. Kepaduan semacam itu dapat
dicapai jika jalinan kalimat – kalimatnya terangkai secara baik, misalnya
dengan menggunakan sarana pengait dalam kalimat paragraf yang berupa penggantian,
pengulangan, penghubungan antar kalima, dan sarana gabungan.
1.
Penggantian
Merupakan sarana pengait
kalimat dalam paragraf yang berupa penyulihan atau penggantian unsur – unsur
tertentu dengan menggunakan kata ganti, kata penunjuk, atau kata lain yang
mempunyai ciri yang tersirat pada kalimat tersebutnya.
2.
Pengulangan
Merupakan sarana pengait
atau pengikat kalimat dalam paragraf yang dilakukan dengan cara mengulang
kalimta sebelumnya.
3.
Penghubung
antarkalimat
Merupakan ungkapan yang
digunakan untuk menghubungkan antara kalimat yang satu dan kalimat yang lain
dalam kalimat yang lain dalam sebuah paragraf.
4.
Sarana
gabungan
Merupakan sarana pengait
kalimat dalam paragraf yang berupa gabunga antara sarana penggantian dan sarana
pengulangan atau sarana pengulangan dan sarana penghubung antar kalimat, atau
gabungan dari ketiga sarana itu sekaligus.
a. Pargraf pengantar
Paragraf pengantar atau paragraf pembuka
merupakan suatu jenis paragraf yang berfungsi untuk mengantarkan pembaca pada
pokok persoalan yang akan dikemukakan . oleh karena itu, paragraf itu hendaknya
di buat semenarik mungkin agar dapat memikat perhatian atau minat pembaca.
b. Paragraf
Pengembang
Paragraf pengembang merupakan paragraf yang
terletak antara paragraf pengantar dan paragraf penutup. Fungsinya adalah untuk
mengembangkan pokok persoalan yang telah ditentukan .
c. Paragraf
Penutup
Paragraf penutup merupakan suatu jenis
paragraf yang berfungsi untuk mengakhiri karangan atau sebagai penutup
karangan. Oleh karena itu, paragraf ini terletak pada bagian akhir sebuah
karangan atau karya tulis. Isinya dapat berupa suatu simpulan atau rangkaian
yang menandai berakhirnya suatu pembahasan .
Paragraf
dapat pula dibedakan berdasarkan struktur informasinya. Jika didasarkan
pada struktur informasinya, paragraf
dapat dibedakan atas paragraf deduksi dan paragraf induksi.
1.
Paargraf
deuksi
Paragraf deduksi adalah
suatu jenis paragraf yang menampilkan kalimat utama atau kalimat topik pada awal paragraf,
kemudian kalimat utama itu diikuti oleh kalimat – kalimat sebagai
penggambarnya.
2. Paragraf induksi
Paragraph
induksi adalah paragraph yang kalimat utamanya ditempatkan pada akhir
paragraph, dan sebelum kalimat itu ada beberapa kalimat penjelas. Dengan
demikian, struktur paragraph ini diawali dengan beberapa kalimat penjelas lebih
dahulu, baru kemudian diikuti dengan kalimat utama.
3. paragraf campura (Deduksi – induksi)
paragraf
campuran (Deduksi – induksi) adalah suatu paragraf yang kalimat utamanya berada
didepan dan di akhir kalimat dan di tengah – tengah dilengkapi dengan kalimat
penjelas.
2.4 PENGEMBANGAN PARAGRA
Cara – cara atau teknik yang dugunakan dalam paragraf ini
umumnya bergantung pada keluasan pandangan atau pengalaman penulis dan materi
yang ditulis. Meskiun demikian, paling tidak dapat disebutkan adanya beberapa
cara yang dapat digunakan untuk mengembankan paragraf. Cara – cara itu, antara
lain, adalah sebagai berikut.
a.
Pengembangan
dengan klasifikasi.
Pengembangan dengan
klasifikasi adalah pengembangan paragraf dengan cara mengklasifikasi atau
mengelompok – ngelompokkan masalah yang dikemukakan. Dengan klasifikasi itu
diharapkan pembaca diharapkan pembaca dapat lebih mudah memahami informasi yang
disajikan
b.
Pengembangan
dengan definisi
Pengembangan dengan
cara definisi adalah suatu model pengembangan paragraf yang dilakukan dengan
cara memberikan
definisi atau pengertian terhadap masalah yang sedang dibahas.
c.
Pengembangan
dengan analogi
Analogu adalah suatu
bengtuk perbandingan dengan cara menyelamatkan dua hal yang berbeda. Sejaan dengan itu, pengembangan dengan
alanogi merupakan model pengembangan paragraf yang berbeda untuk memperjelas
gagasan yang akan diungkapan.
d.
Pengembangan
dengan contoh
Pengembangan dengan
contoh merupakan suatu jenis pengembangan bagan paragraf yang dilakukan dengan
cara memberikan beberapa contoh sebagai penjelas gagasan yang dikembangkan. Pengembangan
paragraf dengan menyertakan contoh lebih tepat digunakan dalam menjelaskan masalah yang sifat – sifatnya
abstrak atau masalah lain yang sifatnya sangat umum.
e.
Pengembangan
dengan fakta
Pengembangan dengan
fakta merupakan suatu jenis pengembangan paragraph yang dilakukan dengan cara
menyertakan sejumlah fakta atau buktu – bukti untuk memperkuat pendapat yang
diungkapan .
f.
Pengembangan dengan klimaks
Pengembangan gagasan mulai dari yang rendah ke yang paling tinggi.
g. Pengembangan dengan pandangan
Pengembangan gagasan dengan cara
memandang sesuatu.
h. Pengembangan dengan perbandingan
dan pertentangan
Pengembangan gagasan dengan
meenunjukkan persamaan dan perbedaan objek.
i. Pengembangan dengan proses
Pengembangan gagasan dengan
mengemukakan tindakan, perbuatan, peristiwa
j. Pengembangan dengan sebab –
akibat, akibat – sebab.
Pengembangan gagasan berupa
rincian – rincian akibat suatu sebab, sebab suatu akibat.
k. Pengembangan dengan umum khusus,
khusus umum.
Pengembangan gagasan dengan cara
mulai dari hal – hal umum ke hal – hal
khusus dan dari hal – hal khusus ke hal – hal umum.
2.5 STRUKTUR
KALIMAT DAN PARAGRAF DALAM KARYA ILMIAH
1.
karya
ilmiah dapat dipahami dengan baik lewat kalimat – kalimat yang digunakan. Untuk
itu, kalimat – kalimat dalam karya ilmiah perlu disusun sesuai dengan kaidah penyusunan
kalimat yang berlaku.
2.
Untoian kata dapat dinyatakan sebagai kalimat yang utuh bila unsur – unsurnya
lengkap. Lengkap itu digunakan dalam pengrtian setidak – tidaknya atas pokok
(yaitu bagian yang diterangkan) atau subjek dan sebuta (yaitu bagian yang
menerangkan) atau predikat .
3.
Disamping
terdiri atas subjek dan predikat, kalimat yang unsur – unsurnya lengkap dapat
pula terdiri atas subjek, predikat, objek (atau sesuatu yang dikenai dalam
pembicaraan), dan / atau keterangan perlu diperhatikan bahwa kalimat yang
benar, unsur subjek dan objek itu tidak diizinkan dengan kata depan.
4.
Berbeda
dengan subjek dan objek, keterangan kalimat biasanya justru berunsur dengan
kata depan. Oleh karena itu, agar dapat difungsikan sebagai keterangan,
kelompok kata itu perlu didahului kata depan.
5.
Dalam
bahasa Indonesia terdapat kata dimana dan
yang mana. Kedua kata itu bukan
merupakan kata sambung, melainkan merupakan kata Tanya sehingga menurut kaidah
yang berlaku, kata itu digunakan dalam kalimat pertanyaan.
6.
Kalimat –
kalimat dalam karya ilmiah harus jelas, tetapi tidak berarti pemakaian kata
mubazir atau yang tidak perlu diizinkan.
7.
Dalam
karya ilmiah terdapat pula kalimat – kalimat majemuk. Kehati – hatian itu perlu
karena dalam bahasa Indonesia terdapat dua kelompok kata sambung, yaitu kata
sambung yang berfungsi menghubungkan bagian – bagian dalam kalimat majemuk dan
yang menghubungkan kalimat – kalimat dalam paragraf.
8.
Kata sedangkan, sehingga, serta dan sementara merupakan kata sambung dalam
kalimat majemuk. Oleh karena itu, penggunaannya pada awal kalimat majemuk dan
paragraph yang di kelompokan menurut hubungan maknanya.
Kata sambung ada bermacam – macam.
Berikut disajikan daftar kata sambung dalam kalimat majemuk dan paragraph yang
dikelompokkan menurut hubungan maknanya.
2.6 KATA SAMBUNG DALAM KALIMAT MAJEMUK
Hubungan Makna
|
Kata Sambung Dalam Kalimat Majemuk
|
Penjumlahan
|
Dan, dan lagi,
lagi, tambahan pula, tambahan lagi, lagi pula,serta, di samping, baik …
maupun …
|
Perlawanan
|
Tetapi, melainkan,
sedangkan, padahal.
|
Urutan
|
Lalu, kemudian.
|
Perlebihan
|
Bahkan, mala,
malahan.
|
Pemilihan
|
Atau.
|
Waktu
|
Sejak, semenjak,
sedari, sambil, sembarin, sewaktu, serta, sementara, ketika, tatkala, selagi,
selama, sebelum, setelah, sesudah, sehabis, sesuai, sampai, hingga
|
Syarat
|
Apabila, bila,
menakala, jika, jikalau, kalau, asal, asalkan.
|
Tanpa syarat pengandaian
|
Walaupun, meskipun,
biarpun, kendati, kendatipun, sungguhpun, sekalipun, adaikan, andaikata,
seandainya, sekiranya, seumpama.
|
Tujuan
|
Agar, supaya.
|
Penyebab
|
Sebab, karena.
|
Pengakibatkan
|
Sehingga, maka.
|
Penjelasan
|
Bahwa.
|
Cara
|
Tanpa, dengan.
|
Penjelas
|
Yang.
|
Perkecualian
|
Kecuali, selain.
|
2.7 KATA SAMBUNG DALAM PARAGRAF
Hubungan
Makna
|
Kata Sambung dalam Paragraf
|
Penjumlahan
|
Selain itu,
disamping itu, kecuali
|
Perlawanan
|
Namun, akan tetapi,
sebaliknya, namun demikian, namun begitu, walaupun demikian, walaupun begitu,
meskipun demikian, meskipun begitu, sekalipun demikian, sekalianpun begitu,
biarpun demikian, biarpun begitu, kendati(pun) demikian, kendati(pun) begitu,
sungguhpun demikian, sungguhpun begitu, padahal.
|
Penyebab
|
Oleh karena itu,
oleh sebab itu, maka dari itu, sebabnya.
|
Pengakibatkan
|
Akibatnya
|
Cara
|
Dengan demikian,
dengan begitu
|
Penyimpulan
|
Jadi, pendek kata,
pendeknya, pokoknya.
|
Waktu
|
Sementara itu,
ketika itu(pada) waktu itu, sebelum itu, sehabis itu, sesudah itu, setelah
itu, sejak itu, semenjak itu, selanjutnya, akhirnya
|
Pelebihan
|
Tambahan lagi,
tambahan pula, bahkan, malahan, apalagi.
|
2.8 STRUKTUR PARAGAF DALAM KARYA ILMIAH
1.
Peranan
penting paragraf adalah untuk memudahkan memahami isi karya ilmiah. Paragraf sangat menentukan tingkat
keterbacaan karya ilmiah.
2.
Dalam
penyusunan paragraf, controlling idea diungkapan
dalam kalimat utama, supporting idea(s) ditemukan
dalam kalimat pendukung.
3.
Dalam
membangun paragraf kalimat utama dan kalimat pendukung harus berhubungan secara
kohesif dan koherensif.
4.
Kalimat
dan paragraf yang efektif sangat diperlukan dalam penyusunan karya ilmiah.
Alasanya adalah kalimat dan paragraf itu sangat menentukan tingkat pemahaman
karya ilmiah. Isinya karya ilmiah hanya dapat dipahami secara mudah kalau isi
karya ilmiah itu dikemukakan dalam kalimat – kalimat yang efektif dan
komunikatif.
2.9 FUNGSI PARAGRAF
Adapun fungsi –
fungsi paragraf sebaagai berikut :
1.
Mengekspresikan
gagasan yang tertulis dengan memberikan bentuk suatu pikiran dan juga perasaan
ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
2.
Untuk
menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf,
ganti paragraf berarti ganti pikiran juga.
3.
Untuk
memudahkan pengorganisasian gagasan bagi yang menulis dan memudahkan pemahaman
bagi yang membacanya.
4.
Memudahkan
pengembangan topik karangan ke dalam satuan unit pikiran yang lebih kecil.
5.
Untuk
memudahkan pengendalian variable, terutama pada karangan yang terdiri dari
beberapa variabel.
6.
Sebagai
penampung dari sebagian kecil jalan pikiran atau ide pokok keseluruhan karangan.
7.
Alat
bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis.
8.
Pedoman bagi pembaca untuk mengikuti dan memahami alur pikiran
pengarang .
9.
Sebagai penyampai pikiran atau ide pokok pengarang kepada
pembaca .
2.10 CIRI – CIRI PARAGRAF
Ada beberapa ciri atau karakteristik
paragraf antara lain, sebagai berikut :
1.
Yang pertama kalimat
pertamanya bertakuk/letaknya agak dalaman, ke dalam lima ketukan spasi untuk
jenis karangan yang biasa.
2. Lalu yang kedua paragraf memakai pikiran utama yang
dinyatakan dalam kalimat topik.
3. Yang ketiga setiap paragraf memakai sebuah kalimat
topik dan juga selebihnya merupakan kalimat pengembang yang mempunyai fungsi
menjelaskan, menguraikan ataupun menerangkan pikiran utama yang terdapat dalam
kalimat topik.
4. Dan yang keempat paragraf memakai pikiran
penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas. Kalimat tersebut berisi
mengenai detail-detail kalimat topik. Paragraf bukanlah kumpulan kalimat topik.
Paragraf hanya berisikan satu kalimat topik dan juga beberapa kalimat penjelas.
Setiap kalimat penjelas berisi mengenai detail yang sangat spesifik serta tidak
mengulang pikiran penjelas lainnya.
2.11 JENIS – JENIS PARAGRAF
1.
Paragraf Narasi
Paragraf Narasi adalah
suatu jenis paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau suatu peristiwa
berdasarkan urutan waktu. Paragraf narasi terdiri dari narasi kejadian dan
narasi runtut cerita. Paragraf narasi kejadian yaitu paragraf yang menceritakan
suatu kejadian ataupun suatu peristiwa, sedangkan paragraf narasi runtut cerita
yaitu paragraf yang pola pengembangannya dimulai dari urutan tindakan ataupun
perbuatan yang menciptakan ataupun menghasilkan sesuatu.
2.
Paragraf Eksposisi
Paragraf Eksposisi
adalah suatu paragraf yang bertujuan untuk memaparkan, menyampaikan informasi,
mengajarkan, menjelaskan dan juga menerangkan suatu topik kepada yang
membacanya dengan tujuan untuk memberikan informasi sehingga memperluas
pengetahuan si pembaca. Untuk memahami paragraph ini si pembaca harus melakukan
proses berpikir dan juga melibatkan pengetahuan.
3.
Paragraf Agumentasi
Paragraf
Agumentasi adalah suatu jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan,
ataupun pendapat penulis dengan disertai bukti dan juga fakta (yang benar
terjadi). Tujuannya yaitu supaya si pembaca yakin bahwa ide, gagasan, dan
pendapat tersebut adalah benar adanya dan terbukti.
4.
Paragraf Persuasi
Paragraf Persuasi adalah
suatu bentuk atau jenis karangan yang mempunyai tujuan membujuk pembaca supaya
ingin berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Supaya tujuannya bisa
tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan menggunakan data
dan juga fakta.
5.
Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi
adalah paragraf yang berisi kalimat-kalimat yang mendeskripsikan, menggambarkan sesuatu.
Dan, Paragraf berdasarkan letak pikiran
utama atau kalimat utamanya, adalah sebagai berikut:
1.
Paragraf deduktif
yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak pada awal paragraf. Contoh
: Kota bandung adalah kota yang kami cintai. Kota ini lebih sejuk dari kota
lain yang sama besarnya di Indonesia. Kota ini juga lebih aman dibandingkan
kota lainnya. Kota ini lebih kaya ragam budaya dibandingkan kota lainnya yang
sejenis
2.
Paragraf induktif
yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak pada akhir paragraf. Contoh : Secara ekonomi, kota ini sangat kondusif untuk berbisnis. Secara budaya,
kota ini amat kaya akan ragam budaya etnis yang berbeda – beda dan yang
memperkayanya. Secara geografis, kota ini terletak di daerah yang relatif
tinggi, namun tidak terlalu tinggi yang memuat badan kami membeku seperti es.
Artinya, kota ini relatif sejuk. Itulah antara lain tiga hal yang membuat kami
merasa amat kerasan tinggal di kota Bandung
3.
Paragraf deduktif
– induktif yaitu paragraf yang kalimat utamanya yang terletak pada awal dan
akhir paragraf. Contoh : Faktor
ekonomi, faktor budaya, dan faktor geografislah yang membuat kami amat kerasan
tinggi di kota paris van java ini. Secara ekonomis kami merasa amat mudah
mencari sesuap nasi dikota ini. Asal kreatif hampir semua hal bisa dijadikan
mata pencarian. Secara budaya kami juga mudah di terima lingkungan masyarakat
sunda, sekalipun kami berasal dari tanah karo yang terbuka benar kebudayaan
dengan mereka. Mereka amay mudah menerima pendatang dari mana pun. Secara
geografis, kami tidak terlalu kaget dengan hawa kota bandung yang sejuk, malah
kami merasa amat nyaman dibudaya. Itulah tiga faktor yang membuat kami lagi
lagi – lagi amat kerasan tinggal dikota bandung : faktor ekonomi, faktor
budaya, dan faktor geografis.
4.
Paragraf tersebar
yaitu paragraf yang kalimat utamanya atau gagasan utamanya tersebar pada
keseluruhan paragraf. Contoh : Tiba –
tiba langit kota bandung berubah menjadi gelap gulita. Petirmenyambar – nyamba.
Angin menderu amat kencang. Listrik mati mendadak. Hujan datang mengguyur amat tiba
– tiba . orang berlarian mencari perlindungan. Klakson berbagai kendaraan
berbunyi serempak. Mobil – motor saling bertubrukan. Para sopir saling memaki
di antara mereka. Pak polisi kebingungan menertibkan kendaraan.
2.12 MACAM – MACAM PARAGRAF
Berdasarkan tujuannya, paragraf dapat dibedakan menjadi :
1.
Paragraf
Pembuka
Paragraf pembuka memiliki peran sebagai
pengantar bagi pembaca untuk sampai pada masalah yang akan diuraikan oleh penulis. Untuk itu, paragraf
pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup mempersiapkan pikiran pembaca
kepada masalah yang akan diuraikan. Paragrap pembuka
ini tidak terlalu panjang agar pembaca tidak merasa bosan. Di samping untuk
menarik perhatian pembaca,
paragraf pembuka juga berfungsi untuk menjelaskan tentang tujuan
dari penulisan itu.
2.
Paragraf
Penghubung
Paragraf penghubung berfungsi menguraikan
masalah yang akan dibahas
oleh seorang penulis. Paragraf penghubung
berisi
inti persoalan yang akan dibahas oleh
penulis diuraikan dalam paragraf ini. Oleh sebab itu, secara kuantitatif paragraf ini merupakan
paragraf yang paling panjang, antara
paragraf dengan antar paragraf harus saling berhubungan secara logis.
3.
Paragraf
Penutup
Paragraf penutup bertujuan
untuk mengakhiri sebuah karangan/tulisan. Paragraf ini bisa berisi tentang
kesimpulan masalah yang telah dibahas dalam paragraf penghubung, atau bisa juga
berupa penegasan kembali hal-hal yang dianggap penting dalam uraian-uraian
sebelumnya.
2.13 KEGUNAAN PARAGRAF
1.
Untuk
menandai pembukaan topik baru, atau pengembangan lebih lanjut topik sebelumnya.
2.
Untuk
menambah hal-hal yang penting atau untuk memerinci apa yang sudah diutarakan
dalam paragraf sebelumnya atau paragraf yang terdahulu.
BAB III
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
Paragraf merupakan bagian karangan
yang terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan secara utuh dan padu serta
membentuk satu kesatuan pikiran.
Suatu paragraf bukanlah merupakan
kumpulan atau deretan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri atau terlepas,
melainkan dibangun oleh kalimat-kalimat yang memiliki hubungan timbal balik.
Pengembangan paragraf tidak dapat
dilakukan secara sembarangan, tidak boleh terdapat unsur yang sama sekali tidak
berhubungan dengan topik, dan tidak mendukung topik. Penyimpangan pengembangan
paragraf akan menyulitkan pembaca, akan mengakibatkan paragraf tidak efektif.
3.2 SARAN
Dalam menyusun suatu
paragraf hendaknya sesuai dengan ketentuan atau syarat-syarat yang telah ada,
sehingga mempermudah dalam membaca dan dapat mengetahui isi dari suatu paragraf
dengan mudah.
Khususnya
bagi Pelajar atau Mahasiswa hendaknya mau memahami bagaimana cara mengembangkan
suatu tulisan-tulisan agar menjadi suatu paragraf yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Sugihastuti dan Siti Saudah.BUKU AJAR
BAHASA INDONESIA AKADEMIK,pustaka pelajar,2015
http://basasin.blogspot.com/2009/06/macam-macam-paragraf.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/pengertian-paragraf/