Senin, 26 Desember 2016



KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS MIPA
JURUSAN MATEMATIKA PRODI SI
Jl. Kamp Wolker Kampus Baru Waena Jayapura Tlp. (0967) 574124

MAKALAH
BAHASA INDONESIA
“PARAGRAF”













Oleh :

PROGRAM STUDI
“SISTEM INFORMASI”

Dosen : Adolina Lefaan, S.Pd.,M.Pd


PROGRAM STUDI STRATA SATU REGULER JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA – PAPUA
2016


 
 KATA PENGANTAR



Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang telah melimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesakan makalah yang berjudul "PARAGRAF" Yang merupakan salah satu tugas terstuktur mata kuliah Bahasa indonesia pada semester satu. Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan masukan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Adolina Lefaan, S.P.,M.Pd. selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas mengenai makalah ini sehingga pengetahuan penulis makin bertambah dan hal itu sangat bermanfaat bagi penyusunan makalah kami ini.
2.  Rekan - rekan yang mengikuti mata kuliah Bahasa Indonesia. Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, meminta kritik dan saran nya  untuk penyempurnaan makalah ini.






Jayapura, 20 Oktober  2016

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 LATAR BELAKANG 1
1.2 TUJUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1 PENGERTIAN PARAGRAF 2
2.2 PENANDA PARAGRAF 2
2.3 SYARAT – SYARAT PARAGRAF YANG BAIK 3
2.4 PENGEMBANGAN PARAGRAF 6
2.5 STRUKTUR KALIMAT DAN PARAGRAF DALAM KARYA ILMIAH 8
2.6 KATA SAMBUNG DALAM KALIMAT MAJEMUK 10
2.7 KATA SAMBUNG DALAM PARAGRAF 11
2.8 STRUKTUR PAFAGRAF DALAM KARYA ILMIAH 12
2.9 FUNGSI PARAGRAF 12
2.10 CIRI – CIRI PARAGRAF 13
2.11 JENIS - JENIS PARAGRAF 14
2.12 MACAM - MACAM PARAGRAF 17
2.13 KEGUNAAN PARAGRAF 18
BAB III PENUTUPAN 19
3.1 KESIMPULAN 19
3.2 SARAN19



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Paragraf merupakan suatu karangan yang paling singkat. Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan dimana suatu gagasan mulai dan berakhir. Kita akan merasa kesulitan membaca suatu tulisan atau buku jika tidak ada suatu paragraf. Oleh sebab itu, kita perlu mempelajari paragraf baik kegunaan, macam-macam, syarat pembentukan paragraf dan pengembangan paragraf.
Selama ini masik banyak orang yang asal-asalan dalam menyusun paragraf. Hal itu dikarenakan karena kurang pahamnya dalam memahami makna paragraf itu sendiri. Dalam makalah yang singkat ini, kami akan membahas tentang paragraf. Pembahasan akan kami mulai dari hal yang paling sederhana yaitu pengertian paragraf, penanda paragraf, syarat – syarat paragraf yang baik pengembangan, macam – macam paragraf hingga kegunan paragraf.

1.2 TUJUAN
Makalah ini disusun ntuk memberi penjelasan kepada mahasiswa UNCEN FMIPA. Sementara bagi penulis, tujuan penyusunan Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dan pembagian materi tentang paragraf.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1   PENGERTIAN PARAGRAF
            Paragraf pada dasarnya merupakan istilah lain dari alinea. Sementara orang, untuk menyebut rangkaian kalimat yang terikat dalam satu kesatuan, ada yang meggunakan istilah paragraf dan ada pula yang merupakan istilah alinea. Demikian, hal it bukan berarti bahwa istilah alinea. Demi keseragaman panyebutan, dalam pembicaraan ini digunakan paragraf. Meskipun demikian, hal itu bukan  berarti bahwa istilah alinea tidak boleh digunakan.
         Dalam kenyataan berbahasa, paragraf kadang – kadang terdiri dari beberapa kalimat dan kadang – kadang pula terdiri dari satu kalimat. Masalah jumlah kalimat ini tidak menjadi ukuran dalam penyebutan paragraf. Hal itu karena yang penting dalam sebuah paragraf bukan jumlah kalimatnya, melainkan kesatuan gagasan yang diungkapkannya. Walaupun paragfar ada yang terdiri dari empat atau lima kalimat. Pengertian ini umum karena tidak menutup kemungkinan adanya paragraf yang hanya terdiri dari satu kalimat, baik penjang maupun pendek.

2.2   PENANANDA PARAGRAF
         Istilah paragraf hanya terdapat pada ragam bahasa tulisis karena jalininan kalimat yang membentuk sebuah paragraf hanya dapat diindentifikasi dalam bentuk tertulis.
         Pada ragam bahasa tulis paling tidak hanya ada dua penanda yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi sebuah paragraf.
a.    Pertama, paragraf ditandai dengan permulaan kalimat yang menjorok kedalam, kira – kira lima atau tujuh ketukan mesin ketik oleh karena itu, dengan mudah pembaca dapat mengenali permulaan tiap - tiap paragraf.
b.    kedua adalah perenggangan, yaitu dengan beri jarak tertentu antara paragraf yang satu dengan yang lain.
c.    Selain kedua penanda yang telah disebutkan diatas, ada pula penanda lain meskipun jarang digunakan yang dapat dijumpai dalam ragam bahasa tulis. Penanda paragraf gabungan ini dimulai kalimat pertama menjorok kedalam dan pada akhir paragraf diberi jarak yang lebih renggang daripada jarak yang digunakan pada karya tulis yang bersangkutan.

2.3   SYARAT – SYARAT PARAGRAF YANG BAIK
a.    kesatuan
Sebagai satu kesatuan gagasan, sebuah paragraf hendaknya hanya mengandung satu gagasan utama, yang diikuti oleh beberapa gagasan pengembang atau penjelas. Oleh karena itu rangkaian kalimat yang terjalin dalam sebuah paragraf hanya mempersoalkan satu masalah. Jika dalam paragraf terdapat utama atau lebih, tiap – tiap gagasan utama itu sharusnya dituangkan dalam paragraf yang berbeda.
         Sebaliknya, jika dua buah paragraf hanya mengandung satu gagasan utama, kedua paragraf itu seharusnya digabungkan menjadi satu.




b.    Kepaduan
Sebagai seuatu bentuk pengungkapan gagasan, sebuah paragraf  juga harus memperlihatkan kepaduan hubungan antar kalimat yang terjalin dalamnya. Oleh karena itu, kepaduan paragraf dapat diketahui dari susunan kalimat yang sistematis, logis, dan mudah dipahami. Kepaduan semacam itu dapat dicapai jika jalinan kalimat – kalimatnya terangkai secara baik, misalnya dengan menggunakan sarana pengait dalam kalimat paragraf yang berupa penggantian, pengulangan, penghubungan antar kalima, dan sarana gabungan.
1.    Penggantian
Merupakan sarana pengait kalimat dalam paragraf yang berupa penyulihan atau penggantian unsur – unsur tertentu dengan menggunakan kata ganti, kata penunjuk, atau kata lain yang mempunyai ciri yang tersirat pada kalimat tersebutnya.
2.      Pengulangan  
Merupakan sarana pengait atau pengikat kalimat dalam paragraf yang dilakukan dengan cara mengulang kalimta sebelumnya.
3.    Penghubung antarkalimat
Merupakan ungkapan yang digunakan untuk menghubungkan antara kalimat yang satu dan kalimat yang lain dalam kalimat yang lain dalam sebuah paragraf.
4.    Sarana gabungan
Merupakan sarana pengait kalimat dalam paragraf yang berupa gabunga antara sarana penggantian dan sarana pengulangan atau sarana pengulangan dan sarana penghubung antar kalimat, atau gabungan dari ketiga sarana itu sekaligus.

a.    Pargraf pengantar
Paragraf pengantar atau paragraf pembuka merupakan suatu jenis paragraf yang berfungsi untuk mengantarkan pembaca pada pokok persoalan yang akan dikemukakan . oleh karena itu, paragraf itu hendaknya di buat semenarik mungkin agar dapat memikat perhatian atau minat pembaca.
b.    Paragraf  Pengembang
Paragraf pengembang merupakan paragraf yang terletak antara paragraf pengantar dan paragraf penutup. Fungsinya adalah untuk mengembangkan pokok persoalan yang telah ditentukan .
c.    Paragraf  Penutup
Paragraf penutup merupakan suatu jenis paragraf yang berfungsi untuk mengakhiri karangan atau sebagai penutup karangan. Oleh karena itu, paragraf ini terletak pada bagian akhir sebuah karangan atau karya tulis. Isinya dapat berupa suatu simpulan atau rangkaian yang menandai berakhirnya suatu pembahasan .

Paragraf  dapat pula dibedakan berdasarkan struktur informasinya. Jika didasarkan pada struktur informasinya, paragraf  dapat dibedakan atas paragraf deduksi dan paragraf induksi.
1.    Paargraf deuksi
Paragraf deduksi adalah suatu jenis paragraf yang menampilkan kalimat utama  atau kalimat topik pada awal paragraf, kemudian kalimat utama itu diikuti oleh kalimat – kalimat sebagai penggambarnya.

2.    Paragraf induksi
Paragraph induksi adalah paragraph yang kalimat utamanya ditempatkan pada akhir paragraph, dan sebelum kalimat itu ada beberapa kalimat penjelas. Dengan demikian, struktur paragraph ini diawali dengan beberapa kalimat penjelas lebih dahulu, baru kemudian diikuti dengan kalimat utama.
3.    paragraf campura (Deduksi – induksi)
paragraf campuran (Deduksi – induksi) adalah suatu paragraf yang kalimat utamanya berada didepan dan di akhir kalimat dan di tengah – tengah dilengkapi dengan kalimat penjelas.

2.4  PENGEMBANGAN PARAGRA
       Cara – cara atau teknik yang dugunakan dalam paragraf ini umumnya bergantung pada keluasan pandangan atau pengalaman penulis dan materi yang ditulis. Meskiun demikian, paling tidak dapat disebutkan adanya beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengembankan paragraf. Cara – cara itu, antara lain, adalah sebagai berikut.
a.    Pengembangan dengan klasifikasi.
Pengembangan dengan klasifikasi adalah pengembangan paragraf dengan cara mengklasifikasi atau mengelompok – ngelompokkan masalah yang dikemukakan. Dengan klasifikasi itu diharapkan pembaca diharapkan pembaca dapat lebih mudah memahami informasi yang disajikan
b.    Pengembangan dengan definisi
Pengembangan dengan cara definisi adalah suatu model pengembangan paragraf yang dilakukan dengan cara  memberikan definisi atau pengertian terhadap masalah yang sedang dibahas.
c.    Pengembangan dengan analogi
Analogu adalah suatu bengtuk perbandingan dengan cara menyelamatkan dua hal yang berbeda.  Sejaan dengan itu, pengembangan dengan alanogi merupakan model pengembangan paragraf yang berbeda untuk memperjelas gagasan yang akan diungkapan.
d.    Pengembangan dengan contoh
Pengembangan dengan contoh merupakan suatu jenis pengembangan bagan paragraf yang dilakukan dengan cara memberikan beberapa contoh sebagai penjelas  gagasan yang dikembangkan. Pengembangan paragraf dengan menyertakan contoh lebih tepat digunakan dalam  menjelaskan masalah yang sifat – sifatnya abstrak atau masalah lain yang sifatnya sangat umum.
e.    Pengembangan dengan fakta
Pengembangan dengan fakta merupakan suatu jenis pengembangan paragraph yang dilakukan dengan cara menyertakan sejumlah fakta atau buktu – bukti untuk memperkuat pendapat yang diungkapan .
f.     Pengembangan dengan klimaks
Pengembangan gagasan mulai dari yang rendah ke yang   paling tinggi.
g.    Pengembangan dengan pandangan
Pengembangan gagasan dengan cara memandang sesuatu.

h.    Pengembangan dengan perbandingan dan pertentangan
Pengembangan gagasan dengan meenunjukkan persamaan dan perbedaan objek.
i.      Pengembangan dengan proses
Pengembangan gagasan dengan mengemukakan tindakan, perbuatan, peristiwa
j.      Pengembangan dengan sebab – akibat, akibat – sebab.
Pengembangan gagasan berupa rincian – rincian akibat suatu sebab, sebab suatu akibat.
k.    Pengembangan dengan umum khusus, khusus umum.
Pengembangan gagasan dengan cara mulai dari hal – hal umum ke hal – hal  khusus dan dari hal – hal khusus ke hal – hal umum.

2.5 STRUKTUR KALIMAT DAN PARAGRAF DALAM KARYA ILMIAH
1.    karya ilmiah dapat dipahami dengan baik lewat kalimat – kalimat yang digunakan. Untuk itu, kalimat – kalimat dalam karya ilmiah perlu disusun sesuai dengan kaidah penyusunan kalimat yang berlaku.
2.    Untoian kata dapat dinyatakan sebagai kalimat yang utuh bila unsur – unsurnya lengkap. Lengkap itu digunakan dalam pengrtian setidak – tidaknya atas pokok (yaitu bagian yang diterangkan) atau subjek dan sebuta (yaitu bagian yang menerangkan) atau predikat .

3.    Disamping terdiri atas subjek dan predikat, kalimat yang unsur – unsurnya lengkap dapat pula terdiri atas subjek, predikat, objek (atau sesuatu yang dikenai dalam pembicaraan), dan / atau keterangan perlu diperhatikan bahwa kalimat yang benar, unsur subjek dan objek itu tidak diizinkan dengan kata depan.
4.    Berbeda dengan subjek dan objek, keterangan kalimat biasanya justru berunsur dengan kata depan. Oleh karena itu, agar dapat difungsikan sebagai keterangan, kelompok kata itu perlu didahului kata depan.
5.    Dalam bahasa Indonesia terdapat kata dimana dan yang mana. Kedua kata itu bukan merupakan kata sambung, melainkan merupakan kata Tanya sehingga menurut kaidah yang berlaku, kata itu digunakan dalam kalimat pertanyaan.
6.    Kalimat – kalimat dalam karya ilmiah harus jelas, tetapi tidak berarti pemakaian kata mubazir atau yang tidak perlu diizinkan.
7.    Dalam karya ilmiah terdapat pula kalimat – kalimat majemuk. Kehati – hatian itu perlu karena dalam bahasa Indonesia terdapat dua kelompok kata sambung, yaitu kata sambung yang berfungsi menghubungkan bagian – bagian dalam kalimat majemuk dan yang menghubungkan kalimat – kalimat dalam paragraf.
8.    Kata sedangkan, sehingga, serta dan sementara merupakan kata sambung dalam kalimat majemuk. Oleh karena itu, penggunaannya pada awal kalimat majemuk dan paragraph yang di kelompokan menurut hubungan maknanya.


       Kata sambung ada bermacam – macam. Berikut disajikan daftar kata sambung dalam kalimat majemuk dan paragraph yang dikelompokkan menurut hubungan maknanya.

2.6  KATA SAMBUNG DALAM KALIMAT MAJEMUK
Hubungan Makna
Kata Sambung Dalam Kalimat Majemuk
Penjumlahan
Dan, dan lagi, lagi, tambahan pula, tambahan lagi, lagi pula,serta, di samping, baik … maupun …
Perlawanan
Tetapi, melainkan, sedangkan, padahal.
Urutan
Lalu, kemudian.
Perlebihan
Bahkan, mala, malahan.

Pemilihan
Atau.
Waktu
Sejak, semenjak, sedari, sambil, sembarin, sewaktu, serta, sementara, ketika, tatkala, selagi, selama, sebelum, setelah, sesudah, sehabis, sesuai, sampai, hingga
Syarat
Apabila, bila, menakala, jika, jikalau, kalau, asal, asalkan.
Tanpa syarat pengandaian
Walaupun, meskipun, biarpun, kendati, kendatipun, sungguhpun, sekalipun, adaikan, andaikata, seandainya, sekiranya, seumpama.
Tujuan
Agar, supaya.
Penyebab
Sebab, karena.
Pengakibatkan
Sehingga, maka.
Penjelasan
Bahwa.
Cara
Tanpa, dengan.
Penjelas
Yang.
Perkecualian
Kecuali, selain.

2.7  KATA SAMBUNG DALAM PARAGRAF
Hubungan Makna
Kata Sambung dalam Paragraf
Penjumlahan
Selain itu, disamping itu, kecuali
Perlawanan
Namun, akan tetapi, sebaliknya, namun demikian, namun begitu, walaupun demikian, walaupun begitu, meskipun demikian, meskipun begitu, sekalipun demikian, sekalianpun begitu, biarpun demikian, biarpun begitu, kendati(pun) demikian, kendati(pun) begitu, sungguhpun demikian, sungguhpun begitu, padahal.
Penyebab
Oleh karena itu, oleh sebab itu, maka dari itu, sebabnya.
Pengakibatkan
Akibatnya
Cara
Dengan demikian, dengan begitu
Penyimpulan
Jadi, pendek kata, pendeknya, pokoknya.
Waktu
Sementara itu, ketika itu(pada) waktu itu, sebelum itu, sehabis itu, sesudah itu, setelah itu, sejak itu, semenjak itu, selanjutnya, akhirnya
Pelebihan
Tambahan lagi, tambahan pula, bahkan, malahan, apalagi.




2.8  STRUKTUR PARAGAF DALAM KARYA ILMIAH
1.    Peranan penting paragraf adalah untuk memudahkan memahami isi karya ilmiah.  Paragraf sangat menentukan tingkat keterbacaan karya ilmiah.
2.    Dalam penyusunan paragraf, controlling idea diungkapan dalam kalimat utama, supporting idea(s) ditemukan dalam kalimat pendukung.
3.    Dalam membangun paragraf kalimat utama dan kalimat pendukung harus berhubungan secara kohesif dan koherensif.
4.    Kalimat dan paragraf yang efektif sangat diperlukan dalam penyusunan karya ilmiah. Alasanya adalah kalimat dan paragraf itu sangat menentukan tingkat pemahaman karya ilmiah. Isinya karya ilmiah hanya dapat dipahami secara mudah kalau isi karya ilmiah itu dikemukakan dalam kalimat – kalimat yang efektif dan komunikatif.

2.9  FUNGSI PARAGRAF
       Adapun fungsi – fungsi paragraf sebaagai berikut :
1.    Mengekspresikan gagasan yang tertulis dengan memberikan bentuk suatu pikiran dan juga perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
2.    Untuk menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran juga.
3.    Untuk memudahkan pengorganisasian gagasan bagi yang menulis dan memudahkan pemahaman bagi yang membacanya.
4.    Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan unit pikiran yang lebih kecil.
5.    Untuk memudahkan pengendalian variable, terutama pada karangan yang terdiri dari beberapa variabel.
6.    Sebagai penampung dari sebagian kecil jalan pikiran atau ide pokok keseluruhan karangan.
7.    Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis.
8.    Pedoman bagi pembaca untuk mengikuti dan memahami alur pikiran pengarang .
9.    Sebagai penyampai pikiran atau ide pokok pengarang kepada pembaca .
2.10   CIRI – CIRI PARAGRAF
       Ada beberapa ciri atau karakteristik paragraf antara lain, sebagai berikut :
1.    Yang pertama kalimat pertamanya bertakuk/letaknya agak dalaman, ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan yang biasa.
2.    Lalu yang kedua paragraf memakai pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat topik.
3.    Yang ketiga setiap paragraf memakai sebuah kalimat topik dan juga selebihnya merupakan kalimat pengembang yang mempunyai fungsi menjelaskan, menguraikan ataupun menerangkan pikiran utama yang terdapat dalam kalimat topik.
4.    Dan yang keempat paragraf memakai pikiran penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas. Kalimat tersebut berisi mengenai detail-detail kalimat topik. Paragraf bukanlah kumpulan kalimat topik. Paragraf hanya berisikan satu kalimat topik dan juga beberapa kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas berisi mengenai detail yang sangat spesifik serta tidak mengulang pikiran penjelas lainnya.
2.11   JENIS – JENIS PARAGRAF
1.    Paragraf Narasi
Paragraf Narasi adalah suatu jenis paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu. Paragraf narasi terdiri dari narasi kejadian dan narasi runtut cerita. Paragraf narasi kejadian yaitu paragraf yang menceritakan suatu kejadian ataupun suatu peristiwa, sedangkan paragraf narasi runtut cerita yaitu paragraf yang pola pengembangannya dimulai dari urutan tindakan ataupun perbuatan yang menciptakan ataupun menghasilkan sesuatu.
2.    Paragraf Eksposisi
Paragraf Eksposisi adalah suatu paragraf yang bertujuan untuk memaparkan, menyampaikan informasi, mengajarkan, menjelaskan dan juga menerangkan suatu topik kepada yang membacanya dengan tujuan untuk memberikan informasi sehingga memperluas pengetahuan si pembaca. Untuk memahami paragraph ini si pembaca harus melakukan proses berpikir dan juga melibatkan pengetahuan.
3.    Paragraf Agumentasi
Paragraf Agumentasi adalah suatu jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, ataupun pendapat penulis dengan disertai bukti dan juga fakta (yang benar terjadi). Tujuannya yaitu supaya si pembaca yakin bahwa ide, gagasan, dan pendapat tersebut adalah benar adanya dan terbukti.
4.    Paragraf Persuasi
Paragraf Persuasi adalah suatu bentuk atau jenis karangan yang mempunyai tujuan membujuk pembaca supaya ingin berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Supaya tujuannya bisa tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan menggunakan data dan juga fakta.
5.    Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang berisi kalimat-kalimat yang mendeskripsikan, menggambarkan sesuatu.
Dan, Paragraf berdasarkan letak pikiran utama atau kalimat utamanya, adalah sebagai berikut:
1.    Paragraf deduktif yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak pada awal paragraf.  Contoh : Kota bandung adalah kota yang kami cintai. Kota ini lebih sejuk dari kota lain yang sama besarnya di Indonesia. Kota ini juga lebih aman dibandingkan kota lainnya. Kota ini lebih kaya ragam budaya dibandingkan kota lainnya yang sejenis
2.    Paragraf induktif yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak pada akhir paragraf. Contoh : Secara ekonomi, kota ini sangat kondusif untuk berbisnis. Secara budaya, kota ini amat kaya akan ragam budaya etnis yang berbeda – beda dan yang memperkayanya. Secara geografis, kota ini terletak di daerah yang relatif tinggi, namun tidak terlalu tinggi yang memuat badan kami membeku seperti es. Artinya, kota ini relatif sejuk. Itulah antara lain tiga hal yang membuat kami merasa amat kerasan tinggal di kota Bandung
3.    Paragraf deduktif – induktif yaitu paragraf yang kalimat utamanya yang terletak pada awal dan akhir paragraf. Contoh : Faktor ekonomi, faktor budaya, dan faktor geografislah yang membuat kami amat kerasan tinggi di kota paris van java ini. Secara ekonomis kami merasa amat mudah mencari sesuap nasi dikota ini. Asal kreatif hampir semua hal bisa dijadikan mata pencarian. Secara budaya kami juga mudah di terima lingkungan masyarakat sunda, sekalipun kami berasal dari tanah karo yang terbuka benar kebudayaan dengan mereka. Mereka amay mudah menerima pendatang dari mana pun. Secara geografis, kami tidak terlalu kaget dengan hawa kota bandung yang sejuk, malah kami merasa amat nyaman dibudaya. Itulah tiga faktor yang membuat kami lagi lagi – lagi amat kerasan tinggal dikota bandung : faktor ekonomi, faktor budaya, dan faktor geografis.
4.    Paragraf tersebar yaitu paragraf yang kalimat utamanya atau gagasan utamanya tersebar pada keseluruhan paragraf. Contoh : Tiba – tiba langit kota bandung berubah menjadi gelap gulita. Petirmenyambar – nyamba. Angin menderu amat kencang. Listrik mati mendadak. Hujan datang mengguyur amat tiba – tiba . orang berlarian mencari perlindungan. Klakson berbagai kendaraan berbunyi serempak. Mobil – motor saling bertubrukan. Para sopir saling memaki di antara mereka. Pak polisi kebingungan menertibkan kendaraan.


2.12   MACAM – MACAM PARAGRAF
         Berdasarkan tujuannya, paragraf dapat dibedakan menjadi :
1.    Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka memiliki peran sebagai pengantar bagi pembaca untuk sampai pada masalah yang akan diuraikan oleh penulis. Untuk itu, paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup mempersiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan. Paragrap pembuka ini tidak terlalu panjang agar pembaca tidak merasa bosan. Di samping untuk menarik perhatian pembaca, paragraf pembuka juga berfungsi untuk menjelaskan  tentang tujuan dari penulisan itu.
2.    Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung berfungsi menguraikan masalah yang akan dibahas oleh seorang penulis. Paragraf penghubung berisi inti persoalan yang akan dibahas oleh penulis diuraikan dalam paragraf ini. Oleh sebab itu, secara kuantitatif paragraf ini merupakan paragraf yang paling panjang, antara paragraf dengan  antar paragraf harus saling berhubungan secara logis.
3.    Paragraf Penutup
         Paragraf penutup bertujuan untuk mengakhiri sebuah karangan/tulisan. Paragraf ini bisa berisi tentang kesimpulan masalah yang telah dibahas dalam paragraf penghubung, atau bisa juga berupa penegasan kembali hal-hal yang dianggap penting dalam uraian-uraian sebelumnya.

2.13   KEGUNAAN PARAGRAF
1.    Untuk menandai pembukaan topik baru, atau pengembangan lebih lanjut topik sebelumnya.
2.    Untuk menambah hal-hal yang penting atau untuk memerinci apa yang sudah diutarakan dalam paragraf sebelumnya atau paragraf yang terdahulu.















BAB III
PENUTUPAN
3.1     KESIMPULAN
Paragraf merupakan bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan secara utuh dan padu serta membentuk satu kesatuan pikiran.
         Suatu paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau deretan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri atau terlepas, melainkan dibangun oleh kalimat-kalimat yang memiliki hubungan timbal balik.
         Pengembangan paragraf tidak dapat dilakukan secara sembarangan, tidak boleh terdapat unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik, dan tidak mendukung topik. Penyimpangan pengembangan paragraf akan menyulitkan pembaca, akan mengakibatkan paragraf tidak efektif.
3.2     SARAN
            Dalam menyusun suatu paragraf hendaknya sesuai dengan ketentuan atau syarat-syarat yang telah ada, sehingga mempermudah dalam membaca dan dapat mengetahui isi dari suatu paragraf dengan mudah.
         Khususnya bagi Pelajar atau Mahasiswa hendaknya mau memahami bagaimana cara mengembangkan suatu tulisan-tulisan agar menjadi suatu paragraf yang baik dan benar.

 


DAFTAR PUSTAKA


Sugihastuti dan Siti Saudah.BUKU AJAR BAHASA INDONESIA AKADEMIK,pustaka pelajar,2015
http://basasin.blogspot.com/2009/06/macam-macam-paragraf.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/pengertian-paragraf/